Dilihat 0 Kali

04_185_Untitled design-8.jpg

Rabu, 21 Mei 2025 16:31:00 WIB

Kepemimpinan Ulama Perempuan di Pesantren Lampung: UIN Sunan Kalijaga Kukuhkan Doktor ke-26 Program Studi PAI

Yogyakarta, 20 Mei 2025 — Program Studi Doktor Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta kembali mencetak sejarah dengan meluluskan doktor ke-26. Gelar akademik tertinggi ini diraih oleh Dwi Noviatul Zahra, M.Pd., yang berhasil mempertahankan disertasinya berjudul “Kontestasi Kepemimpinan Ulama Perempuan dalam Pendidikan Agama Islam Pesantren di Lampung”. Ujian terbuka digelar pada Selasa, 20 Mei 2025, di Aula Lantai 3 Gedung PPG FITK UIN Sunan Kalijaga, Sleman, Yogyakarta.

Sidang promosi doktor dipimpin oleh Prof. Dr. Sigit Purnama, M.Pd. selaku Dekan FITK dan Ketua Sidang, serta Prof. Dr. Sukiman, M.Pd. sebagai Sekretaris Sidang dan sekaligus Kaprodi Doktor PAI. Disertasi ini dibimbing oleh dua promotor, Prof. Dr. Maragustam, M.A. dan Prof. Dr. Marhumah, M.Pd., yang merupakan Guru Besar di lingkungan FITK. Bertindak sebagai penguji adalah para akademisi senior UIN Sunan Kalijaga: Prof. Dr. Siti Syamsiyatun, M.A., Ph.D, Dr. Zainal Arifin, M.S.I., Dr. Sabarudin, M.Si., dan Dr. Rohmatun Lukluk Isnaini, M.Pd.I.

Penelitian dalam disertasi ini menggali dinamika kontestasi kepemimpinan ulama perempuan di lembaga pendidikan pesantren di Provinsi Lampung. Disertasi ini tidak hanya memotret bagaimana kepemimpinan perempuan dijalankan di pesantren, tetapi juga menyelami bagaimana kontestasi itu terbentuk, apa yang melatarbelakangi munculnya dinamika tersebut, serta bagaimana konstruksi sosial dan otoritas keagamaan ikut membentuk wajah kepemimpinan perempuan di ranah pendidikan Islam. Dengan menggunakan teori planned behavior, teori kontestasi, kepemimpinan, otoritas, dan ulama perempuan, penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif dalam bingkai sosiologi. Data diperoleh melalui observasi lapangan dan wawancara mendalam dengan para tokoh pesantren, ulama perempuan, santri, guru, alumni, dan masyarakat sekitar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ulama perempuan di Lampung tampil dengan karakter kepemimpinan yang mandiri dan progresif. Mereka mendirikan serta mengelola pesantren dengan visi memberdayakan perempuan, baik secara keilmuan maupun sosial. Kontestasi yang terjadi di lingkungan pesantren tidak mengambil bentuk persaingan langsung, tetapi lebih tampak melalui penguatan program unggulan, inovasi kurikulum, pembangunan infrastruktur, pengelolaan SDM, pengembangan unit bisnis pesantren, serta pemanfaatan jejaring sosial. Motif utama dari kontestasi ini adalah memperluas akses pendidikan sekaligus memperjuangkan kesetaraan gender di ruang-ruang keagamaan.

Lebih jauh, konstruksi kepemimpinan mereka terbentuk dari konteks sosial budaya yang semakin terbuka terhadap peran perempuan di ranah publik. Tradisi pesantren yang sebelumnya cenderung membatasi peran perempuan perlahan mulai berubah seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kepemimpinan perempuan yang berpengetahuan dan berintegritas. Otoritas yang mereka miliki pun merupakan sintesis dari otoritas tradisional sebagai keturunan kiai, otoritas legal sebagai pemimpin lembaga yang sah secara hukum, serta otoritas karismatik yang lahir dari kapasitas keilmuan dan kepemimpinan yang diakui.

Temuan ini memperlihatkan bahwa kepemimpinan ulama perempuan di pesantren bukan sekadar meneruskan warisan lama, melainkan juga menjadi bentuk transformasi epistemologis dalam tradisi keilmuan Islam. Kepemimpinan mereka menghadirkan model otoritas baru yang inklusif, adil gender, dan relevan dengan tantangan zaman. Disertasi ini menjadi kontribusi penting dalam memperkaya diskursus kepemimpinan dalam pendidikan Islam kontemporer, khususnya dalam konteks peran strategis perempuan sebagai aktor perubahan di lingkungan pesantren.