Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta kembali mencatat sejarah dengan mengukuhkan Profesor Dr. Ibrahim, S.Pd., M.Pd. sebagai Guru Besar dalam bidang Pembelajaran Matematika. Pengukuhan yang berlangsung khidmat dalam Sidang Senat Terbuka ini menjadi tonggak penting, tidak hanya bagi Prof. Ibrahim secara pribadi, tetapi juga bagi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Sunan Kalijaga, tempat beliau mengabdi sebagai dosen dan peneliti.
Dalam pidato pengukuhannya yang bertema "Integrasi Kecerdasan Emosional pada Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah," Prof. Ibrahim menyuguhkan gagasan yang relevan dengan tantangan pendidikan masa kini. Ia menyoroti pentingnya menggabungkan aspek kognitif dan afektif dalam proses pembelajaran, khususnya dalam mata pelajaran matematika yang selama ini cenderung dianggap kaku dan sulit oleh banyak siswa.
Pidato yang disampaikan di hadapan anggota senat dan para akademisi ini menegaskan bahwa matematika tidak hanya membentuk pola pikir logis dan analitis, tetapi juga dapat menjadi sarana pembinaan karakter melalui pendekatan berbasis kecerdasan emosional. Prof. Ibrahim menjelaskan bahwa kecerdasan emosional bukan sekadar kemampuan bersosialisasi, tetapi juga sangat berpengaruh dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika yang kompleks.
Dalam pemaparannya, beliau menggarisbawahi bahwa integrasi kecerdasan emosional dalam pembelajaran berbasis masalah memberikan dampak positif terhadap keberhasilan akademis siswa. Kecerdasan emosional membantu siswa mengatasi tantangan akademik, mengelola frustrasi, dan tetap termotivasi dalam menghadapi soal-soal yang menantang.
“Pembelajaran matematika tidak hanya tentang rumus dan prosedur,” ujar Prof. Ibrahim, “tetapi juga tentang bagaimana siswa mengelola emosi mereka untuk menghadapi masalah secara holistik dan penuh empati. Guru yang memiliki kecerdasan emosional tinggi dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman dan kondusif, sehingga siswa lebih mudah berkonsentrasi dan berkolaborasi.”
Sebagai dosen di FITK UIN Sunan Kalijaga, Prof. Ibrahim menekankan peran strategis fakultas ini dalam mengembangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik secara menyeluruh. FITK tidak hanya mencetak guru-guru profesional, tetapi juga mendorong para pendidik untuk menjadi inovator dalam dunia pendidikan yang terus berubah.
Lebih lanjut, beliau menambahkan bahwa di era Revolusi Industri 5.0, ketika kecerdasan buatan dan teknologi digital berkembang pesat, pendidikan perlu memperkuat aspek-aspek non-teknis seperti kecerdasan emosional agar peserta didik lebih siap menghadapi dunia kerja dan kehidupan sosial yang dinamis.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Ibrahim menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang telah mendukung perjalanan akademiknya, termasuk Kementerian Agama Republik Indonesia, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, serta Rektor dan Senat Akademik UIN Sunan Kalijaga. Ia juga mengungkapkan rasa terima kasih khusus kepada keluarga besar FITK yang selama ini menjadi ruang pengabdian dan kolaborasi ilmiahnya.
Pengukuhan ini menandai kemajuan penting dalam bidang pembelajaran matematika dan memperkuat posisi FITK sebagai pilar utama dalam mencetak guru dan akademisi yang unggul secara intelektual dan emosional. Prof. Ibrahim berharap pidatonya dapat menginspirasi lebih banyak guru untuk mengadopsi pendekatan yang lebih humanistik dan transformatif dalam pengajaran.
Dengan pengukuhan ini, UIN Sunan Kalijaga, melalui peran aktif FITK, terus menunjukkan komitmennya dalam memajukan dunia pendidikan nasional yang tidak hanya berorientasi pada kecerdasan intelektual, tetapi juga pembentukan karakter utuh bagi generasi masa depan.