Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta hari ini menggelar Sidang Senat Terbuka dalam rangka pengukuhan Profesor Dr. Sembodo Ardi Widodo, M.Ag. sebagai Guru Besar dalam bidang Filsafat Pendidikan. Prof. Sembodo Ardi Widodo merupakan dosen dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Sunan Kalijaga. Pengukuhan ini juga menjadi momen penting bagi FITK sebagai salah satu fakultas yang berperan strategis dalam mencetak calon pendidik dan pemikir pendidikan Islam di Indonesia.
Dalam pidatonya yang berjudul "Memaknai Kembali Hakikat dan Sasaran Utama Pendidikan", Prof. Sembodo Ardi Widodo mengajak para hadirin untuk merenungkan serta menilai ulang arah dan tujuan pendidikan nasional. Ia menekankan bahwa pendidikan tidak semata-mata bertujuan melahirkan individu cerdas secara intelektual, tetapi juga manusia yang bermoral, berkarakter, dan mampu berperilaku baik.
Menurutnya, pendidikan di Indonesia harus mampu membentuk pribadi-pribadi unggul dalam berbagai aspek kehidupan, dari politik dan ekonomi hingga sosial budaya. Sebagai bagian dari FITK, Prof. Sembodo Ardi Widodo menegaskan pentingnya kontribusi lembaga pendidikan tinggi keagamaan, khususnya fakultas tarbiyah, dalam memformulasikan pendekatan pendidikan yang utuh dan holistik.
Namun demikian, ia juga mengkritisi berbagai permasalahan dalam sistem pendidikan saat ini, termasuk ketimpangan antara cita-cita luhur pendidikan dan kenyataan di lapangan. Ia menyoroti praktik-praktik korupsi, intoleransi, serta pelanggaran moral yang masih marak, bahkan di kalangan mereka yang pernah menempuh pendidikan formal.
Dalam pemaparannya, Prof. Sembodo Ardi Widodo juga mengangkat temuan dari neurosains, yang menurutnya dapat memperkaya pemahaman terhadap kecerdasan manusia. Ia menegaskan bahwa kecerdasan sejati bukan hanya terletak pada kemampuan otak, tetapi juga pada jiwa dan karakter yang dibentuk melalui proses pendidikan.
Lebih jauh, ia mengkritik seringnya perubahan kurikulum pendidikan tanpa disertai perbaikan mendasar pada kualitasnya. Menurutnya, sistem pendidikan masih gagal menumbuhkan keseimbangan antara kecerdasan intelektual, emosional, dan moral.
“Pendidikan tidak hanya soal nilai akademik,” ujarnya. “Ia harus menjadi jalan untuk menanamkan nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab sosial—nilai-nilai yang menjadi inti dari karakter bangsa.”
Sebagai penutup, Prof. Sembodo Ardi Widodo mengajak seluruh pemangku kebijakan dan praktisi pendidikan, termasuk para dosen dan pengelola lembaga pendidikan di lingkungan FITK dan UIN Sunan Kalijaga, untuk bersama-sama merefleksikan kembali arah pendidikan nasional. Ia berharap, melalui pemahaman yang lebih utuh tentang hakikat pendidikan, Indonesia dapat melahirkan generasi masa depan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bijaksana, berintegritas, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat.