Dilihat 0 Kali

04_618_WhatsApp Image 2025-12-02 at 09.59.28.jpeg

Jumat, 28 November 2025 09:43:00 WIB

FITK UIN Sunan Kalijaga Rayakan Hari Keris Dunia 2025, Dua Hari Penuh Antusiasme dan Kajian Budaya

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyelenggarakan Perayaan Hari Keris Dunia 2025 pada 25–26 November 2025, bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan DIY (Kundha Kabudayan) dan Grha Keris Yogyakarta. Acara bertema “Pusaka Manjing Pawiyatan: Keris dalam Paradigma Ilmu Pengetahuan” ini digelar selama dua hari dan menghadirkan ratusan pengunjung dari berbagai kalangan.

Acara dibuka di halaman depan FITK, diawali dengan penyampaian amanat Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang dibacakan oleh Dr. Didik Wardaya, S.E., M.Pd., Staf Ahli Gubernur Bidang Sosial, Budaya, dan Kemasyarakatan. Dalam sambutannya, ia menjelaskan bahwa keris adalah artefak budaya yang menyimpan jejak perkembangan teknologi logam, estetika tradisional, serta nilai kehidupan masyarakat Jawa.

Beliau menegaskan bahwa keris bukan sekadar benda pusaka, tetapi juga sarat pesan moral. “Keris menuntut pemiliknya menebar budi baik, tutur santun, dan kebajikan,” ujarnya. Ia juga menyoroti perlunya pendekatan baru dalam melestarikan keris pada generasi muda. “Kelestarian keris tidak cukup hanya pada bentuk fisik. Nilai dan pengetahuannya harus ditransfer melalui pendekatan yang relevan dengan zaman,” tambahnya.

Gubernur melalui perwakilannya menekankan pentingnya program Keris Manjing Pawiyatan sebagai ruang perjumpaan antara tradisi dan perguruan tinggi. “Mahasiswa perlu memahami keris bukan sebagai benda mistis, tetapi sebagai simbol pengetahuan, kreativitas, rekayasa, dan ketajaman berpikir leluhur,” jelasnya. Sambutan ditutup dengan harapan agar perayaan ini memberikan energi baru bagi generasi muda dalam memperingati Hari Keris Nasional.

Dekan FITK, Prof. Dr. Sigit Purnama, S.Pd.I., M.Pd., turut menyampaikan bahwa hubungan antara keris dan dunia akademik telah berlangsung lama. Ia mengungkapkan temuan sejarah yang menunjukkan bahwa kajian keris telah dirintis sejak tahun 1964 oleh Kanjeng Tumenggung Hertog Djojonegoro, Ketua Jurusan Ilmu Budaya Fakultas Tarbiyah pada masa itu.

Menurutnya, fakta ini menegaskan bahwa kajian keris bukan hal baru bagi UIN Sunan Kalijaga. “Kampanye pelestarian keris melalui pendekatan akademik sudah dimulai puluhan tahun lalu. Kampus memiliki peran penting untuk terus merawat tradisi itu melalui riset, pembelajaran, dan keterlibatan budaya,” ungkap Prof. Sigit. Ia menambahkan bahwa kegiatan seperti Hari Keris Dunia adalah contoh nyata bagaimana kampus menjadi ruang penguatan kearifan lokal melalui perspektif ilmiah.

Selama dua hari penyelenggaraan, peserta mengikuti berbagai kegiatan seperti pameran keris, sarasehan nasional, bursa tosan aji, workshop pembuatan keris, serta lomba esai dan vlog keris. Rangkaian kegiatan tersebut dirancang untuk memberikan pengalaman menyeluruh tentang filosofi, teknik, dan nilai budaya yang melekat pada dunia perkerisan.

Antusiasme peserta sangat tinggi; sejak hari pertama, halaman FITK dipenuhi pengunjung yang ingin melihat koleksi keris, berdiskusi dengan para empu, serta mengikuti agenda edukatif yang disediakan panitia.

Acara resmi ditutup pada hari kedua di Ruang Teatrikal FITK. Penutupan berlangsung penuh apresiasi dengan pengumuman pemenang lomba dan penyampaian komitmen untuk terus mengembangkan kajian budaya di lingkungan akademik. Para peserta menyampaikan kesan positif atas penyelenggaraan yang terstruktur, informatif, sekaligus menginspirasi generasi muda untuk mengenal warisan budaya bangsa.

Perayaan Hari Keris Dunia 2025 di FITK UIN Sunan Kalijaga menunjukkan bahwa ruang akademik memiliki kontribusi penting dalam merawat budaya Nusantara. Melalui pendekatan ilmiah dan diskursus budaya, keris ditempatkan bukan hanya sebagai pusaka, tetapi juga sebagai sumber pengetahuan yang relevan lintas zaman.

[Salsabila I'tilaful Adzibah]