Mahasiswi S3 Prodi PAI FITK Menjadi Pembicara dalam International Day of Peace 2019

Zia, panggilan akrab Ziadatul Husnah, mahasiswa S3 Program Studi PAI FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang mendapatkan kesempatan dan dipercaya olehthe Asian Muslim Action Networks(AMAN) Indonesia untuk menjadi narasumber pada acara seminar dengan temaInternational Day of Peace 2019#HilangkanKebencianBangunPerdamaian sekaligus Deklarasi Perdamaian Siswa dan Mahasiswa Yogyakarta yang bekerjasama dengan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga. Acara ini diselenggarakan di Gedung Prof Soenaryo, Convention Hall lt.1 pada Senin, 23 September 2019.
Selain Zia, terdapat 3 nara sumber dengan latar belakang aktifitas yang cukup beragam, yaitu Maskur Hasan dari AMAN Indonesia, lebih menyampaikan tentang pemuda dan perdamaian. Yunan Helmi sebagai CEO Presiden Musikindo lebih mengembangkan misi perdamaian dengan cara mencintai hal-hal yang berbeda, salah satunya dengan cara melalui lagu-lagu toleransi, keberagaman dalam perbedaan, dan lain sebagainya. Rustiningsih Dian Puspitasari dari Pimpinan Redaksi Teras Pers UAJY lebih menyoroti tentang penggunaan media yang tepat dan bijak khususnya sebagai anak milenial. Sedangkan Zia selain masih menjadi Mahasiswa S3 PAI FITK juga sebagai direktur Yayasan Rumah Kearifan Yogyakarta, lebih menekankan pada Pendidikan Menghidupkan Perdamaian sebagai bentuk usaha mewujudkan Indonesia dan dunia lebih damai lagi, yang dimulai dari diri sendiri.
Menurut Zia, “Pendidikan Perdamaian adalah sebuah proses mempromosikan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang diperlukan untuk membawa perubahan perilaku yang akan memungkinkan anak-anak, para pemuda dan orang dewasa mencegah terjadinya konflik dan kekerasan baik secara terbuka maupun struktural; menyelesaikan konflik secara damai; dan menciptakan kondisi yang kondusif menuju kedamaian, baik pada tingkat intrapersonal, interpersonal, antar kelompok, nasional maupun internasional” tegasnya dalam menyampaikan materi tentang Living Peace Education dalam seminar tersebut.
“Nilai kedamaian harus berawal dari diri sendiri, jangan berharap bisa menebarkan perdamaian kalau diri sendiri belum mempunyai rasa dan nilai damai, maka dari itu, kita harus bisa menjadi Positive Energy Generator dan Positive Energy Transmitter untuk Indonesia dan untuk Dunia”, kata-kata refleksi yang Zia sampaikan sebelum penutup. Akhirnya, suasan gedungpun dibuat semakin hangat oleh Zia dengan yel-yel “Knowing the Peace, Feeling the Peace, Doing the Peace, lalu Horee”, kata-kata tersebut merupakan yel-yel penutup di sesi Zia menyampaikna materinya.
ZeHa