Monev Program Unggulan: Tarbiyah Suka Mengajar Bangkitkan Antusiasme Pembelajaran di Tengah Pandemi

Yogyakarta, 04 Maret 2021. Tarbiyah Suka Mengajar (TSM) merupakan program unggulan dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Monitoring dan Evaluasi TSM dilaksanakan secara luring (luar jaringan) di dua lokasi yang terletak di desa Ngestirejo Kabupaten Gunung Kidul. Acara ini dihadiri oleh Tim Monev yang terdiri dari Dr. Imam Machali, S.Pd.I., M.Pd., Dr. Ibrahim, S.Pd., M.Pd. selaku ketua penanggung jawab pelaksana TSM, Setia Rahmawan, M.Pd., dan Aprillyana Dwi Utami, S.Pd., M.A., selaku sekretaris TSM, Asniyah Nailasariy, M.Pd.I., selaku humas TSM dan Bahtiar Arbi, M.Pd., selaku divisi rekrutmen dan sosialiasi TSM.

Perjalanan Tim Monev ke lokasi ditempuh dalam waktu dua jam. Sesampainya di lokasi, kegiatan dimulai dengan mengunjungi kantor Kepala Desa Ngestirejo. Sambutan hangat diberikan oleh Kepala Desa dilanjutkan dengan penyampaikan evaluasi proses dan hasil terhadap beberapa kegiatan TSM yang sudah dilakukan. Berbagai apresiasi positif dari masyarakat dengan adanya program TSM ini, dimana menurut Kepala Desa, TSM sangat membantu masyarakat khususnya dalam bidang pendidikan. Di masa pandemi ini, ada beberapa hambatan, tidak semua siswa memiliki gadget dan paket data. 80% orang tua tidak bisa mendampingi belajar dikarenakan harus bekerja. Ditengah berbagai permasalahan, FITK UIN hadir dengan pelayanannya di bidang Pendidikan yang sangat terdampak akibat pandemi ini.

Kepala Desa Ngestirejo menambahkan “Program TSM ini sangat baik disambut oleh masyarakat, pelaksanaan program selama 10 hari dirasa kurang. Kami ingin, minimal dilaksanakan 3 bulan, karena anak-anak pun sangat antusias dalam belajar. Selama 1 tahun, anak-anak kehilangan proses pembelajaran yang langsung. Anak-anak haus akan ilmu. Kedepannya, kami berharap agar ada program lanjutan yang berkesinambungan”.

Program TSM periode pertama (Batch 1) ini dilakukan di dua lokasi, yaitu Dukuh Mrico dan Dukuh Mendang 3, yang keduanya terletak di desa Ngestirejo. 20 orang relawan yang terdiri dari mahasiswa dari berbagai prodi di FITK mengikuti program TSM, didampingi oleh 5 orang panitia, dan beberapa fasilitator dengan status sehat dan bebas dari COVID-19. Seluruhnya senantiasa menerapkan prorokol kesehatan yang ketat dalam setiap kegiatan yang dilakukan, uatamanya ketika berhadapan dengan anak-anak dan masyarakat pada umumnya.

Setelah menyambangi kantor kepala desa, Tim Monev melanjutkan kegiatan dengan mengunjungi lokasi pertama TSM di Dukuh Mrico. Kepala Dukuh Mrico mengatakan sangat terbantu dengan kedatangan mahasiswa Tarbiyah Suka Mengajar. Akan tetapi TSM ini diharapkan lebih lama lagi durasinya. Karena antusias anak-anak di desa cukup besar. Anak-anak merasa senang dikunjungi sekaligus didampingi belajar oleh para relawan TSM.

Fasilitator Desa Mrico, Ambar, melaporkan, program TSM di Desa Mrico terbagi kedalam 4 divisi: pendidikan, keagamaan, kemasyarakatan dan kesehatan. Masing-masing divisi mempunyai program kerjanya tersendiri. Divisi Pendidikan melakukan pendampingan bimbingan belajar siswa SD yang dilaksanakan di balai desa mulai dari pukul 09.00-12.00. Divisi Pendidikan melaksanakan bimbingan belajar materi sekolah, dan penambahan penanaman akhlak dan nasionalisme serta perbaikan perpustakaan. Sementara Divisi Kemasyarakatan memberikan pendampingan penggunaan aplikasi Handphone kepada ibu-ibu karena 80% masyarakat belum bisa mendampingi anak secara daring. Maka dilakukan pelatihan dalam penggunaan aplikasi zoom, google meet dan gmail.

Selain kedua divisi tersebut, terdapat Divisi Kesehatan yang melakukan agenda senam bersama ibu-ibu, bersih-bersih sampah di pantai, dan sosialisasi protokol kesehatan yang meliputi penggunaan masker dalam beraktifitas, cuci tangan yang baik dan benar, dan menjaga jarak ketika bersosialisasi. Divisi Keagamaan juga menjalankan programnya. Adapun program yang dilaksanakan, antaralain belajar mengaji/TPA setiap sore pukul 15.30-18.00 di masjid. Selama pandemi TPA libur, baru mulai lagi di kegiatan TSM ini. Lomba-lomba keagamaan: adzan, hafalan doa-doa, surat pendek dan lomba mewarnai.

Di tempat lain, tepatnya di Dukuh Mendang 3, Penanggung jawab Kepala Dukuh juga mengatakan hal yang sama, kehadiran Mahasiswa TSM sangat memberi warna di pendidikan anak-anak dalam masa pandemi ini. Semua anak sangat antusias mengikuti program. Waktu pelaksanaan program yang lebih panjang pun jadi harapan Penanggung jawab Kepala Dukuh Mendang 3.

Di Dukuh Mendang 3, tim TSM awalnya melakukan observasi terlebih dahulu selama 2 hari. Divisi Pendidikan melaksanakan pendampingan bimbingan belajar siswa SMP dan SMA di rumah salah satu warga mulai dari pukul 09.00-12.00. Kemudian dari pukul 14.00-16.00 kelas dilanjutkan dengan praktikum. Praktikum bisa berupa, pratik sains sederhana, hingga pelatihan microsoft word dan PPT. Divisi Keagamaan juga melakukan beberapa program kerja, seperti penambahan penanaman akhlak dan nasionalisme serta pembuatan mading untuk masjid, dikarenakan selama satu tahun mading sudah tidak diganti. Divisi Kesehatan Tim TSM Dukuh Mendang 3 juga mensosialisasikan Protokol Kesehatan ke anak-anak dan orang tua.

Monitoring dan evaluasi terhadap dua lokasi TSM ini mendapatkan temuan bahwa kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa SD, SMP, SMA ketika melaksanakan pembelajaran secara daring dapat diatasi dengan memberikan bimbingan atau pemantauan langsung ke lapangan yang tetap memperhatikan protokol kesehatan. Hal ini menunjukan bahwa bidang Pendidikan tidak tidak dapat digantikan 100% oleh teknolgi, akan tetapi teknologi dapat meningkatkan Pendidikan yang harus didampingi oleh pengawasan baik oleh guru atau orang tua. Penggunaan teknologi yang dilakukan tanpa pengawasan akan mengakibatkan dampak negatif diantaranya orang tua menyampaikan bahwa gadget yang diberikan untuk belajar sering kali digunakan untuk bermain game atau menonton youtube saja, maka perlu pengawasan dalam pembelajaran daring ini.

Program TSM ini tidak menemukan kendala yang berarti. Hanya perlu menyesuaikan dengan kegiatan masyarakat. Masyarakat sendiri sudah kreatif. Program yang sudah direncanakan tetap berjalan akan tetapi berubah jadwal karena menyesuaikan dengan masyarakat. Dr. Ibrahim, S.Pd., M.Pd, selaku Ketua Program TSM ini mengingatkan bahwa tujuan inti dari pelaksanaan program tersebut yakni memberikan layanan unggul bidang Pendidikan, akan tetapi ketika tidak menutup kemungkinan dilaksanakan kegiatan lain dimana memberikan dampak positif bagi masyarakat dan tetap mematuhi protokol Kesehatan.

Penulis: Setia Rahmawan, M.Pd.

Editor: Aprillyana Dwi Utami, S.Pd., M.A.